SELAMAT DATANG DI BLOG MOBILE MEDIA CENTER UNTUK MENGIKUTI BERITA TERBARU TENTANG KODAM IX/UDAYANA DAN BALI NUSRA

Kamis, 29 Oktober 2015

Korem 161/WS Peringati HUT Ke 87 Sumpah Pemuda

Kasrem 161/WS, Kolonel Inf Adrianus Suryo Agung Nugroho bertindak selaku Irup dalam Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 87 Tahun 2015 yang digelar Korem 161/WS, Rabu (28/10) di Lapangan Apel Makorem 161/WS, Kupang.

Pada upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 87 yang diikuti personel militer dan Pegawai Negeri Sipil se Garnisun Kupang tersebut, Kasrem 161/WS, Kolonel Inf Adrianus Suryo Agung Nugroho yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, membacakan sambutan Menteri Pemuda Dan Olahraga, Imam Nahrawi yang diantaranya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada para pemuda pada tahun 1928 yang telah mendeklarasikan Sumpah Pemuda sehingga menjadi pelopor pemuda nusantara untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia sekaligus menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini.

Dengan tema, ”REVOLUSI MENTAL UNTUK KEBANGKITAN PEMUDA MENUJU AKSI ” SATU UNTUK BUMI”. Maka pemilihan tema ini didasari atas keprihatinan yang mendalam terhadap dua hal. Pertama, hari ini kita disuguhi fenomena baru tentang berubahnya pola realasi kemasyarakatan kita akibat arus modernisasi dan kemajuan teknologi informasi. Disinilah gerakan Revolusi Mental yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo menemukan relevansinya. Hanya dengan pembangunan karakter kita bisa kuat, tangguh dan kokoh menghadapi dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi. Keprihatinan kedua adalah terkait fenomena pengelolaan Sumber Daya Alam kita yang belum sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan atau sustainability development. Sebagai negara tropis, Indonesia menjadi tumpuan dunia untuk menjaga keseimbangan iklim melalui pasokan oksigennya. Namun, hari ini justru kita menjadi negara yang menyumbang polusi terbesar di kawasan Asia Tenggara melalui kabut asap. Kita semua patut mengapresiasi dan meneladani langkah-langkah yang telah diambil oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo dalam menanggulangi musibah kabut asap. Beliau memimpin langsung penanggulangan bencana kabut asap sampai turun sendiri ke titik api di sejumlah wilayah. Sungguh, tindakan seorang pimpinan yang patut kita banggakan dan kita teladani. Oleh sebab itu, dalam kesempatan kali ini, saya menggugah semangat kepeloporan pemuda untuk ambil bagian dalam penanggulangan musibah kabut asap. 

Kemudian dikatakan tentang salah satu ikrar penting dalam Sumpah Pemuda 1928 adalah ”satu tanah air, tanah air Indonesia”. Poin ini memberikan tekanan yang sangat kuat kepada para pemuda akan pentingnya menjaga tanah dan air sebagai bagian penting komponen bumi yang kita pijak ini demi keberlangsungan masa depan generasi penerus kita. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 membuat kita bangga bahwa Pemuda Indonesia telah mengawali sebuah perubahan besar untuk negeri kita ini. Tekad dan keberanian pemuda telah menginspirasi dan menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia dideklarasikan. Sungguh, sebuah momentum sejarah yang patut untuk terus kita kenang, kita refleksikan, kita pelajari, kita teladani dan kita semaikan spiritnya demi kebangkitan para Pemuda Indonesia.

Pada bagian akhir sambutan Menpora ini juga menyinggung tentang negara kita yang tercinta ini sedang mendapatkan bonus yang tidak semua negara dapatkan. Indonesia mendapatkan bonus demografi dimana penduduk dengan umur produktif yang sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Hal ini akan memberikan keuntungan bagi kita, terutama untuk mempersiapkan strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA ). Apabila dikaitkan antara bonus demografi dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka pemuda Indonesia berpeluang besar menguasai pasar ASEAN. Badan Pusat Statistik Tahun 2013 menyebutkan usia produktif atau angkatan kerja sebanyak 118,19 juta orang, angka tersebut tentu unggul dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya. Setidaknya Indonesia memiliki perbandingan 38 :100 yang berarti Indonesia memiliki 38 persen usia produktif dari jumlah penduduk ASEAN. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar