SELAMAT DATANG DI BLOG MOBILE MEDIA CENTER UNTUK MENGIKUTI BERITA TERBARU TENTANG KODAM IX/UDAYANA DAN BALI NUSRA

Sabtu, 17 Oktober 2015

Rapat Forkompimda dan FKUB Kupang Cermati Peristiwa Aceh Singkil

Forkompimda dan FKUB Kupang melaksanakan rapat bersama dalam rangka menyikapi dan mengantisipasi keamanan di wilayah Kupang, sebagai tindak lanjut terjadinya peristiwa di Kabupaten Aceh Singkil dan hal ini sesuai juga dengan arahan Danrem 161/WS, Brigjen TNI Heri Wiranto, S.E.,M.M., yang meminta agar kejadian di Aceh Singkil menjadi perhatian dan kewaspadaan kita bersama, Kamis (15/10) di Ruang Rapat Walikota Kupang.

Adapun hasil rapat antara Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kupang tersebut membuahkan beberapa pernyataan sikap yang antara lain menyatakan, semua peserta rapat menyesalkan kejadian yang terjadi di Aceh Singkil. Kemudian mendorong masyarakat untuk tidak melakukan tindakan provokatif dan destruktif. Semua tokoh agama siap menyampaikan dan menghimbau umat masing-masing untuk tidak terpengaruh oleh berita-berita media sosial yang tidak bertanggung jawab. Selanjutnya merencanakan untuk mengumpulkan seluruh Camat dan Lurah serta organisasi kepemudaan dan mahasiswa antara lain, PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Indonesia) dan Kupmak (Komunitas Peace Maker Kupang).

Dua puluh orang peserta hadir pada rapat bersama ini, antara lain Sekretaris Kota Kupang sebagai pimpinan rapat, Dandim 1604/ Kupang, Kapolres Kupang Kota, Kasi Intel Kajari Kupang, Ketua FKUB Kupang beserta tokoh Agama Islam, Kristen Protestan, Katholik dan Hindu, Kepala Badan Kesbangpolinmas serta tokoh-tokoh lainnya.

Pada kesempatan ini Dandim 1604/Kupang Letkol Inf Subar mengatakan, bahwa rapat bersama ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dan arahan dari Danrem 161/WS, Brigjen TNI Heri Wiranto, S.E.,M.M., yang meminta agar kejadian di Aceh Singkil menjadi perhatian dan kewaspadaan kita bersama, jangan sampai menimbulkan sentimen antar kelompok yang bisa berdampak negatif pada kondisi keamanan wilayah. Kemudian yang lebih penting lagi agar dilakukan pendekatan dan komunikasi secara intens dengan tokoh agama, tokoh masyarakat serta unsur terkait lainnya. (TIM MMC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar