SELAMAT DATANG DI BLOG MOBILE MEDIA CENTER UNTUK MENGIKUTI BERITA TERBARU TENTANG KODAM IX/UDAYANA DAN BALI NUSRA

Jumat, 13 November 2015

Kodim1621/TTS Laksanakan Pembinaan Antisipasi Balatkom Dan Paham Radikal

Kodim 1621/TTS melaksanakan pembinaan antisipasi bahaya laten komunis dan paham radikal, Kamis (12/11), bertempat di Aula Makodim 1621/TTS, Soe, NTT.

Kegiatan pembinaan Balatkom dan paham radikal ini dihadiri oleh 300 orang peserta yang terdiri dari unsur TNI dan PNS Kodim 1621/TTS, LVRI, Peppabri, FKPPI dan Ibu-ibu anggota Persit, dengan pemateri Kasdim 1621/TTS, Mayor Arm Wahyu dan Pasi Intel Kapten Inf I Dewa Oka. Acara ini sendiri dibuka oleh Dandim 1621/TTS, Letkol Inf Erwin yang dalam sambutannya mengatakan bahwa kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya laten komunis dan paham radikal agar jangan sampai menyusup ke lingkungan keluarga kita termasuk ke dalam lingkungan militer. Dandim juga menyatakan sikap tegas TNI AD untuk menolak segala bentuk paham komunis dan radikal lainnya yang bertentangan dengan ideologi negara Pancasila dan UUD 1945.

Sikap yang sama juga disampaikan oleh dua tokoh dari LVRI dan Wakil Ketua Peppabri TTS. Tokoh LVRI, Bapak Jhon Tefa, menyatakan penolakannya secara tegas terhadap keberadaan dan kebangkitan komunis yang pernah menorehkan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Senada, Wakil Ketua Peppabri TTS, Bapak Manafe menyatakan penolakan terhadap adanya desakan atau rencana permintaan maaf oleh pemerintah terkait peristiwa G 30 S/PKI, termasuk menolak membawa peristiwa ini ke ranah HAM, karena menurutnya PKI tidak hanya sekali melakukan penghianatan terhadap bangsa Indonesia di tahun 1965, tetapi jauh sebelumnya PKI telah melakukan pembrontakan di tahun 1926 dan 1948 dimana pada saat itu bangsa Indonesia lagi berjuang untuk menghadapi penjajahan. Salah satu saksi hidup peristiwa G 30 S/PKI 1965 yang hadir pada acara ini, Bapak Michael Dau yang saat itu masih aktif sebagai seorang polisi menceritakan bagaimana sepak terjang PKI yang tidak mengenal perikemanusiaan yang akibatnya telah banyak membawa korban dari kekejaman yang dilakukan saat itu.

Sementara pembawa materi, Kasdim 1621/TTS Mayor Arm Wahyu menyampaikan tentang bagaimana sejarah perkembangan komunis di Indonesia, bagaimana bangkitnya paham ini dalam organisasi bentuk baru, serta penyiapan strategi yang tepat untuk menghadapi dan mengantisipasinya. Pasi Intel, Kapten Inf I Dewa Oka, menyampaikan materi berkaitan dengan paham radikal yang menjelaskan tentang bagaimana keberadaannya, perkembangannya dan perlunya pengawasan terhadap kelompok-kelompok radikal ini yang mungkin saja ada di masyarakat, serta perlunya langkah-langkah dari TNI AD untuk mengantisipasi dan menyikapinya. Kegiatan yang berlansung hangat ini diselingi juga dengan sesi tanya jawab untuk saling memberikan pandangan dan pemahaman di antara para peserta, serta dengan suatu kesimpulan bahwa menolak tegas segala bentuk bahaya laten komunis dan paham radikal apapun bentuknya yang dapat membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar