Pada Selasa (17/2) di laksanakan Upacara Tujuhbelasan diikuti oleh anggota Kodam IX/Udayana baik Militer maupun Pegawai Negeri Sipil yang berdinas di Garnizun Denpasar bertempat di Lapangan Kesatryan Praja Raksaka Kepaon Denpasar.
Upacara diikuti oleh anggota Militer dan Pegawai Negeri Sipil yang digelar dengan sususnan pasukan terdiori dari, Pasukan Pamen, Korsik Ajendam IX/Udayana, Pasukan Pama Takbersenjata, Gabungan Bintara dan Tamtama takbersenjata, Pasukan Bintara Tamtama Bersenjata dan Pasukan Pegawai Negeri Sipil Putra dan Putri.
Pada upacara tersebut bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Irdam IX/Udayana, Kolonel Inf Wawan Ruswandi, membacakan amanat Kepala Staf Angkatan Darat myangh pada intinya meyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh Prajurit dan Pegawai Negeri Sikpil TNI-AD yang sudah dapat memberikan dharma bhakti terbaiknya kepada Bangsa dan Negara, ditengah tantangan tugas yang tidak semakin ringan namun para Prajurit tetap dapat menjaga soliditas, kerja sama dan semangat pantang menyerah dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik di seluruh pelosok wilayah tanah air, di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar, maupun dalam melaksanakan tugas menjaga perdamaian dunia di berbagai penjuru dunia.
Kasad juga menyamp[aikan masalah pangan karena pangan merupakan salah satu komoditas yang sangat penting dan strategis bagi keberadaan sebuah negara. Pengalaman menunjukan bahwa permasalahan yang terkait dengan pangan dapat menjadi pemicu bagi krisis yang berujung pada kehancuran sebuah negara. Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dunia dan tentu sajaberakibat pada meningkatnya kebutuhan pangan secara sangat tajam maka nilai strategis pangan juga akan semakin meningkat.
Selanjutnya Kasad juga menyampaikan tentang adanya indikasi berkembangnya proxy war. Ancaman proxy war ke depan menjangkau pula persoalan energi, pangan, air, narkoba dan lain sebagainya. Saat ini yang tengah kita alami adalah indikasi berkembangnya „tangan-tangan‟ atau „kekuatan-kekuatan‟ tersembunyi yang dilatarbelakangi oleh berbagai kepentingan, dengan tujuan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Dewasa ini sudah mulai kita rasakan adanya proxy war di Indonesia. Ada kekuatan yang hendak melemahkan dengan mengadu domba, memprovokasi dan menyebar fitnah lewat media massa dan media sosial, untuk terus menerus berupaya memecah belah Bangsa Indonesia. Gejala-gejala tersebut dapat dilihat melalui berbagai bentuk pemberitaan media yang provokatif, peredaran narkoba, penyebaran pornografi dan seks bebas, tawuran pelajar, perang antar kelompok dan masih banyak lagi lainnya. Ancaman proxy war, dalam konteks kepentingan nasional Bangsa Indonesia, harus terus diwaspadai dan disikapi secara bersungguh-sungguh. Berbeda dengan perang fisik di era perjuangan kemerdekaan dulu, perang jenis baru ini tidak sepenuhnya terlihat secara fisik, namun dampak penghancurannya lebih luas. Bahkan tanpa kita sadari, ancaman dan bahaya proxy war ini langsung menerobos masuk dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa ini,
Demikian penjelasan Kasad. (Pendam IX/Udy).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar